Rabu, 30 Mei 2018

Aku, Kamu, dan Jarak - Part 2

Aku merapihkan rambutku, lalu memakai kacamataku dan bergegas keluar dari toilet. Malam ini, aku dan Davi akan menonton salah satu film horor yang seru ceunah*. Rupanya Davi sedang mengantri membeli popcorn dan minuman dingin khas bioskop.

Drrt.. drrt.. Mas Adrian is calling..

On the phone.

"Ya, mas?"

"Sudah pulang?"

"Sudah, tapi belum di rumah. Lagi mau nonton sama... Davi."

"Lagi? Mau sampe di rumah jam berapa? Bukannya ini sudah jam setengah sembilan? Dan baru mau nonton? Pasti belum makan, kan?"

Duh.. bawel! "Iya, selesai nonton aku langsung pulang, kok. Aku udah makan juga. Kamu udah?"

"Iya, udah juga. Aku cuma mau ngabarin, Sabtu besok aku mau cek proyek di daerah Sudirman. Kamu ikut, ya." Aku langsung bergegas cek tanggal di smartphone. "Oh, kamu mau kesini. Trus balik lagi?"

"Iya, Minggu sore balik kesini lagi. Aku sampe di Jakarta hari Jum'at jam 3 dijemput mobil kantor. Kamu dateng juga, ya. Aku kangen. Mau liat kamu pas sampe disana. Nanti dari bandara, kita jalan sama makan malam dulu, baru ke rumah." Lah? Kan gue kerja, gimana sih?

"Aku kan kerja, Mas." jawabku pelan. "Izin." Lalu hening.

"Udah, aku tutup dulu. Love you." 

Ya, inilah aku dan Adrian. Aku, Adrian, dan jarak.

"Mas lo?" Tanya Davi yang ternyata daritadi nguping. "Udah, yuk masuk. Gak mood untuk bahas obrolan tadi." Jawabku (lagi-lagi) ketus sembari mengambil salah satu minuman yang dipegang Davi.

*ceunah: katanya

**

13.21 Waktu Tomang Raya bagian Riweuh

"Iya, Pak. Saya sudah di lift. Sebentar ya, Pak." Aku berlari kecil ke tempat absen, lalu bergegas melihat dan memastikan taksi onlineku.

"Soekarno-Hatta?" Tanya beliau. "Iya, Pak. Sesuai yang di aplikasi."

Sesampainya di Soetta, aku berjalan menuju kedai kopi mahal yang pasti kalian tau tanpa perlu kusebutkan. Aku memilih duduk agak memojok, lalu membuka novel kesayanganku yang kedua setelah Hujan, Dilan 1990.

15.13 Waktu Bandara Soekarno-Hatta bagian Lupa Menunggu

Drrt.. drrt..

Hah? Eh? "Iya, Mas. Ini aku abis beli kopi. Sebentar aku kesitu, ya."

Lalu muncul laki-laki mengenakan kemeja dengan warna soft-blue sambil memegang kopi dan tersenyum di depanku.

"Asik, ya baca novelnya?" Tanyanya, lalu duduk di tempat yang tadi kusinggahi.

"Hehe, maaf ya. Aku udah sampe dari jam dua tadi, jadi bosen. Makanya baca buku, denger lagu, minum kopi. Lupa dunia."

"Iya, sayang. Mobil kantor juga telat jemputnya. Macet, katanya."

Sepuluh menit penuh tawa kemudian..

"Dek, yuk ke depan. Pak Cipto udah dateng." Pak Cipto adalah driver kesukaan Adrian kalau lagi ke kantor yang di Jakarta. "Oh, oke. Yuk!" Dan, ini salah satu kesukaanku, tangan kiri pegang kopi, tangan kanan? Digandeng Adrian.

**

Hari ini, rencananya update dua part. Doakan semoga benar, ya!

Salam sayang dari Sheera & Adrian♥️



31 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar